PERHATIAN! BAHAYA DEKSAMETASON!!

DEKSAMETASON & COVID-19?
Saat ini dunia sedang berlomba-lomba agar dapat segera menemukan obat untuk mengatasi COVID-19. Baru-baru ini obat deksametason atau dexamethasone tengah jadi buah bibir setelah terdapat bukti bahwa obat ini dapat menurunkan angka kematian pada pasien COVID-19 dalam KONDISI KRITIS.
MARI KENALI OBAT DEKSAMETASON!

Deksametason adalah obat pereda peradangan golongan steroid (kortikosteroid), merupakan OBAT KERAS yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Pembelian obat deksametason harus dengan resep dokter dan penggunaannya wajib di bawah pengawasan dokter. Walaupun terbukti ampuh untuk meredakan banyak keluhan seperti kulit bengkak, gatal-gatal, kemerahan, radang, penyakit autoimun, rheumatoid artritis, asma, pada pasien pasca transplantasi organ serta penyakit alergi, Deksametason yang digunakan tanpa indikasi medis dan tanpa resep dokter yang digunakan dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan efek samping berbahaya. Cara kerja deksametason menyerupai hormon yang secara alamiah diproduksi oleh kelenjar adrenal. Kandungan steroid dalam obat ini dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh sehingga gejala radang berangsur hilang. Namun, cara kerja obat ini kurang spesifik sehingga mengakibatkan efek samping ke banyak bagian tubuh lainnya juga. Hati-hati, obat ini juga dapat menyebabkan efek seperti ketergantungan! Jika ingin menghentikan penggunaan obat deksametason yang terlanjur telah dikonsumsi dalam jangka panjang, maka pasien harus mengurangi dosis obatnya secara perlahan (tappering off) sesuai petunjuk dokter. Penghentian mendadak kortikosteroid dapat menyebabkan sindrom Addison yang juga berbahaya bagi kesehatan.
BAHAYA DEKSAMETASON!

Penggunaan kortikosteroid seperti Deksametason pada pasien harus dipertimbangkan dengan baik, dikarenakan efek sampingnya yang luas. Kumpulan gejala yang muncul akibat kadar hormon kortisol yang terlalu tinggi dalam tubuh disebut sebagai Cushing's Syndrome. Kondisi ini dapat terjadi seketika atau bertahap, dan bisa semakin memburuk jika tidak ditangani. Efek samping yang timbul tergantung dari penggunaannya, penggunaan secara sistemik (ditelan) umumnya menyebabkan efek samping yang lebih besar.
Efek samping kortikosteroid yang juga merupakan gejala Cushing's Syndrome :
⚠️ Penurunan daya tahan tubuh (sistem imun).
⚠️ Berat badan meningkat.
⚠️ Menumpuknya jaringan lemak, terutama pada bahu (buffalo hump) serta wajah (moon face).
⚠️ Sindrom Cushing juga bisa menyebabkan munculnya benjolan di leher belakang.
⚠️ Guratan berwarna ungu kemerahan (striae) di kulit perut, paha, payudara, dan lengan.
⚠️ Penipisan kulit, sehingga kulit menjadi mudah memar.
⚠️ Luka pada kulit menjadi sulit sembuh.
⚠️ Muncul jerawat.
⚠️ Otot melemah.
⚠️ Lemas.
⚠️ Depresi, cemas dan mudah marah.
⚠️ Gangguan kognitif.
⚠️ Tekanan darah tinggi (hipertensi).
⚠️ Peningkatan kadar gula darah (diabetes).
⚠️ Sakit kepala.
⚠️ Tukak lambung, perdarahan saluran cerna.
⚠️ Pengeroposan tulang (osteoporosis).
⚠️ Gangguan pertumbuhan pada anak.
⚠️ Pada wanita, dapat timbul gejala hirsutisme atau tumbuh rambut lebat pada wajah atau di bagian lain yang biasanya hanya tumbuh pada pria, serta gangguan siklus menstruasi, bisa tidak teratur atau terlambat haid.
⚠️ Pada pria, gejala yang dialami adalah penurunan gairah seksual, gangguan kesuburan, dan impotensi.
HATI-HATI! Cushing's Syndrome merupakan akibat dari penggunaan obat jenis kortikosteroid, seperti Deksametason, dalam dosis tinggi dan jangka panjang!
Badan POM RI menghimbau kepada masyarakat agar tidak membeli obat deksametason dan steroid lainnya secara bebas tanpa resep dokter termasuk membeli melalui platform online. Untuk penjualan obat deksametason dan steroid lainnya, termasuk melalui online tanpa ada resep dokter dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil penelitian Universitas Oxford terkait penggunaan Deksametason menunjukkan penurunan kematian hanya pada kasus pasien COVID-19 yang berat yang menggunakan ventilator (alat bantu pernapasan) atau memerlukan bantuan oksigen. Obat ini tidak bermanfaat untuk kasus COVID-19 ringan dan sedang atau yang tidak dirawat di rumah sakit, apalagi untuk pencegahan! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar berhati-hati dalam menggunakan obat deksametason. Sebab meskipun diklaim manjur, temuan itu hanya berasal dari satu penelitian. Kondisi saat ini adalah BPOM akan terus memantau peredaran deksametason di Indonesia dan WHO belum menentukan obat atau regimen pengobatan tetap bagi perawatan pasien.
PENJELASAN BPOM RI TENTANG INFORMASI PENGGUNAAN DEKSAMETASON PADA COVID-19 :
Saat ini belum terdapat obat yang spesifik untuk COVID-19, walaupun beberapa obat telah dipergunakan untuk penanganan COVID-19 sebagai obat uji.
Hasil penelitian Universitas Oxford terkait penggunaan Deksametason menunjukkan penurunan kematian hanya pada kasus pasien COVID-19 yang berat yang menggunakan ventilator (alat bantu pernapasan) atau memerlukan bantuan oksigen. Obat ini tidak bermanfaat untuk kasus COVID-19 ringan dan sedang atau yang tidak dirawat di rumah sakit.
Deksametason adalah golongan steroid merupakan obat keras yang terdaftar di Badan POM RI dimana pembeliannya harus dengan resep dokter dan penggunaannya dibawah pengawasan dokter. Deksametason tidak dapat digunakan untuk pencegahan COVID-19.
Deksametason yang digunakan tanpa indikasi medis dan tanpa resep dokter yang digunakan dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan efek samping menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan tekanan darah, diabetes, moon face dan masking effect serta efek samping lainnya yang berbahaya.
Badan POM RI terus memantau dan menindaklanjuti hasil lebih lanjut terkait penelitian ini serta informasi terkait penggunaan obat untuk penanganan COVID-19 dengan melakukan komunikasi dengan profesi kesehatan terkait seperti WHO dan Badan Otoritas Obat negara lain.
Badan POM RI meminta kepada masyarakat agar tidak membeli obat deksametason dan steroid lainnya secara bebas tanpa resep dokter termasuk membeli melalui platform online. Untuk penjualan obat deksametason dan steroid lainnya, termasuk melalui online tanpa ada resep dokter dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Comments